Space Sweepers, Realita Masa Depan Yang Tidak Wah

Februari 25, 2021

Tae ho memang imut. Namun wajah tampannya tidak terlalu pengaruh bagi hidupnya. Dia adalah seorang pilot yang suka mungut barang dari tong sampah. Tujuan hidupnya saat ini adalah mengumpulkan banyak uang. Untuk mencari anaknya yang hilang mental ke orbit, dalam sebuah insiden ruang angkasa (ruangkasa). 

Film ini berlatar tahun 2029. Saat itu, bumi sudah tidak dapat ditinggali. Udaranya beracun, sudah tidak bisa digunakan untuk bernafas bebas. Manusia yang hidup di bumi menggunakan masker. Untuk mereka yang memiliki sedikit pendapatan dan bisa membeli kapal ruangkasa, mereka bisa hidup di Factory. 

Factory adalah sebutan bagi semacam International Space System yang kemudian diperluas dan bisa ditinggali oleh banyak masyarakat berstatus menengah. 

Sementara, mereka yang mampu, bisa hidup di sebuah tempat lain, semacam bumi datar yang dibangun oleh perusahaan bernama UTS. Selain penduduk bumi datar UTS, status kewarganegaraan mereka adalah non-citizen.

Di Factory, Tae ho hidup berempat dalam sebuah pesawat bernama Victory. Mereka bekerja sebagai penyapu sampah ruangkasa. Sampah yang langka dan masih berguna akan mereka jual pada UTS. Suatu ketika mereka berhasil mendapatkan kapal yang kondisinya masih lumayan bagus. Di dalam kapal tersebut, mereka menemukan seorang anak kecil. 

Anak kecil tersebut muncul di berita sebagai robot bom yang berbahaya dan apabila menemukannya, diharapkan agar warga melapor ke saluran yang disediakan. Dalam perjalanannya, mereka menemukan bahwa anak kecil tersebut menderita penyakit akut dan dalam proses penyembuhan, tubuh anak ini telah berevolusi dengan partikel nanobot. Sehingga, ia memiliki kemampuan untuk melakukan "penghijauan". 

Anak ini diangap berbahaya bagi UTS, karena UTS sendiri memiliki visi untuk menghijaukan planet Mars dan membuatnya sebagai pengganti bumi. UTS ingin menghilangkan anak ini dengan meledakannya dengan bom hidrogen di Factory. Ledakan akan membuat Factory jatuh ke bumi dan membuatnya ikut meledak hebat. Sehingga, Mars menjadi satu-satunya pilihan tempat hidup bagi yang tersisa. 

--- 

Dengan teknologi yang begitu maju, entah bagaimana, dunia di dalam film ini terasa begitu kuno. Mungkin karena film ini tidak memberikan gambaran wah mengenai dunia masa depan. Kehidupan buruk tersebut malah terasa sangat realistis. 

Ada sebuah alat wajib di Factory. Sebagai sebuah spot yang plural, alat tersebut memungkinkan setiap orang dapat berbicara dalam bahasa ibu mereka masing-masing, dan alat tersebut akan menerjemahkan bahasa tersebut kepada lawan bicaranya. 

Sehingga terdengarlah banyak ragam bahasa bumi, yang menjadikannya sebagai sebuah pengadegan yang eksotis. Mandarin, Jepang, Hanggul. Spanyol hingga Rusia. Semuanya terdengar melodik dan kaya. Disinilah terdapat gambaran akan cara hidup tanpa batasan bahasa. 

Beberapa shot menarik yang menjadi sorotan saya adalah bagaimana ruangkasa yang hampa membuat gerak tubuh manusia menjadi slow motion, jadi terlihat gemulai dengan indah. 

Disebut sebagai sebuah film space opera, film ini juga fokus menyorot sisi dramatis kehidupan Tae ho. 

Seorang ayah yang kehilangan anaknya. 

Seorang perwira yang mengadopsi anak bayi yang ia temukan ketika menjalankan tugas membunuh para imigran. Dia mendapatkan kembali kemanusiaannya dan membuatnya jadi tidak bisa lagi membunuh/menyakiti manusia lain. 

Itu membuatnya dipecat. Dia pun kehilangan hidup aman yang telah dimilikinya selama ini. Membuatnya hidup serba sulit, yang sebelumnya tidak pernah dia rasakan.






REVIEW 

|||||||{{{

Anda telah membaca artikel Anonum Indonesia


Mungkin Disukai

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.