Rahasia Keluarga Yang Lama Tersimpan Rapat, Terbongkar Kala Reunion

Februari 24, 2021


Di kala pandemik seperti sekarang ini, kata 'reuni' bagai tepat menyindir semua orang. 

Apalagi pada mereka yang merantau jauh ke negeri orang dan jadi mesti balik pulang ke rumah. Tinggal kembali bersama keluarga, seperti di masa remaja dulu. 

Dan film ini pun tepat seperti itu. 

Ellie, pulang untuk kembali tinggal bersama orang tuanya. Dalam kondisi hamil dan di tengah kesibukannya mengerjakan buku. Dia membutuhkan waktu untuk lebih tenang menyingkir dari keramaian kota. 

Ketika mengemukakan alasan itu ke Sang Ibu, Ibu membalas bahwa malah rumah tersebut sedang diadakan perbaikan besar-besaran. Agar cepat selesai, sehingga mereka semua pun bisa pindah dari sana secepat mungkin. 

Di awal, film ini berjalan dalam tempo yang sangat lamban. Saya mengantuk. Tapi karakter Ibu sangat menarik di film ini. Tegar dan gesit. Tidak hanya dalam body language-nya saja, tapi juga melalui dialog-dialognya. 

Beberapa hari di rumah itu, Ellie merasa di ganggu oleh sosok halus. Ellie mengenali sosok tersebut sebagai Cara, sister yang ia miliki semasa kecil. Ia pun teringat kembali dengan sebuah insiden ketika Cara jatuh dari lantai atas yang membuatnya hilang nyawa seketika. 

Ellie sendiri pada awalnya tidak mau begitu memusingkan hal tersebut. Sebab dia sedang fokus pada kehamilan dan tidak ingin membuat bayinya stres. Namun, sosok tersebut terus mengganggunya siang, apalagi ketika malam. 

Gangguan yang diberikan Cara membuat Ellie percaya bahwa ia harus menemukan semacam wadah kristal yang pecah yang menjadi trigger terjadinya insiden jatuhnya Cara. Tapi semakin lama Ellie mencari, ia pun menyadari bahwa terdapat hal lain yang selama ini di tutup-tutupi oleh kedua orang tuanya. 

Sisanya sangat saya rekomendasikan agar sebainya ditonton sendiri saja. Meski mungkin, bagi sebagian orang, film ini sungguh merupakan film yang tidak menarik dan memuakan. 

Selain untuk adegan "gangguan malam hari", jarang terdengar scoring di sepanjang film. Hanya ada suara gedok-gedok khas berisik tukang yang sedang memperbaiki rumah, serta Ibu yang berbicara ini itu. 

Ellie sebagai karakter utama pun, tak terlalu banyak cakap. 

Bahkan, sering ada sebuah shot panjang yang fokus menampilkan wallpaper dinding berwarna hijau berpola baroque. Itu kembali mengingatkan saya pada film I'm Thinking of Ending Things. Dan ketika menyadari hal itu, saya cepat-cepat berharap, semoga film ini tidak se-absurd film tersebut. Please

Beberapa kali juga terlihat shot dimana Bapak sedang mengorek-ngorek dinding kamarnya. Selalu di spot yang sama. Mungkin kedua hal tersebut, merupakan visual yang sengaja diberikan sebagai 'penanda'. 

Tapi sebagai penonton yang kurang peka, saya menyadari 'penanda' tersebut malah saat suatu ketika, Ibu meminta Ellie untuk menyuapi Bapak makan. 

Entah kenapa. Bagaimana. Bapak tiba-tiba menaruh jari telunjuknya di jidat Ellie dan berucap 'failed!'. 

Suatu pelabelan yang saya tidak setuju. Oleh sebab, bagi saya Ellie terlihat baik-baik saja. 
Maksud saya, dia sedang hamil, yang menyiratkan bahwa paling tidak, Ellie masih bisa dibilang sebagai seorang yang caring

Selain itu, Ellie hanya terkesan agak cuek dan pemalu. Hal ini tergambarkan dari cara dia berkomunikasi beberapa kali dengan tukang yang sedang membetulkan rumahnya. Padahal, tukang tersebut adalah mantan pacarnya. 

Sehingga, sejak adegan 'penanda' tersebut, rasa kantuk saya tiba-tiba berangsur hilang. 

Twist cerita berlangsung cepat di 20 menit terakhir. Dalam rentang waktu tersebut, kalau bisa, jangan berkedip terlalu lama. 



REVIEW 

|||||||{{{

Anda telah membaca artikel Anonum Indonesia


Mungkin Disukai

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.