Soul Snatcher, Fabel Tentang Rasa Ikhlas Dan Persahabatan
Maret 01, 2021Siluman serigala harus berhasil mendapatkan eliksir kehidupan agar bisa menjadi siluman yang abadi.
Kualitas eliksir dan cara mendapatkannya, akan menentukan jumlah ekor yang bisa mereka dapatkan dalam wujud abadinya nanti.
Tingkat yang paling sulit adalah menjadi siluman serigala berekor sembilan. Selama ini, hanya ada satu siluman yang memilikinya, yakni Zhang Chenguang, Sang Kepala Suku.
Dia memiliki seorang cucu bernama Bai, yang sedang mencari eliksir kehidupan. Sebab, apabila tidak mendapatkan eliksir tersebut dalam waktu yang telah ditentukan, usaha berlatihnya selama 500 tahun akan sia-sia.
Setelah berlangsungnya pertemuan antar siluman, Bai pun kembali ke dunia manusia dan bertekad untuk mencari eliksir tersebut dengan sungguh-sungguh.
Zhang Chenguang yang khawatir dengan kesulitan cucu kesayangannya, meminta kepala prajurit untuk mengawal dan membantu Bai secara diam-diam.
Bai yang kebingungan, sedang berada di sebuah kedai. Dia sedang memakan ayam peking tanpa henti. Ketika makan, Bai tidak bisa diganggu, bahkan ketika Wang Zijin memanggil-manggilnya untuk menanyakan sesuatu.
Zijin, seorang anak sekolah yang ingin mengikuti ujian sipil negara, sedang berkeliling pasar untuk mencari kakaknya yang sudah lama tidak pulang ke desa.
Mengetahui hal ini, Bai pun memberikan bantuan pada Zijin.
Sebagai siluman serigala yang licik, Bai bersama dengan kepala prajurit dan teman-teman silumannya, melakukan berbagai tipu daya pada Zijin. Namun, karena kebaikan hatinya, Zijin selalu terelak dari berbagai tipu daya tersebut.
Sebagai sebuah cerita yang terkenal, mitos serigala berekor sembilan dan pengembangan ceritanya jadi menarik untuk disimak.
Selain itu, karena sifat rakus juga merupakan suatu hal yang lumrah. Maka, nilai yang tulus, sesuatu yang lugu, yang selalu di nafikan, yang sudah lama tidak diceritakan, bisa kita temukan kembali di literatur visual ini.
Paling tidak, selain Zijin, karakter lugu tersebut juga pernah kita temukan dalam Joe Doyle di Flinch dan beberapa lagi film lain yang kami temui baru-baru ini. Entah bagaimana, literatur visual sedang banyak memvisualkan sosok lelaki “baik hati” belakangan ini.
Penceritaan terasa tidak membosankan, karena pada dasarnya, kita akan segera beralih dari berbagai aksi tipu daya Bai dan teman-teman. Sehingga, ketika menontonnya, akan terasa beberapa lonjakan excitement yang menggelikan, akibat pengadegan yang dibuat slapstick tipis-tipis.
Banyak latar berlokasi di luar ruang dengan pemandangan, yang apabila kita menontonnya di bioskop, akan sangat menyegarkan mata. Merelaksasi.
Dan karena perjalanan selalu mengajarkan hal baru. Bai yang semakin lama “berteman” dengan Zijin, semakin mengenal karakter baik pada diri Zijin. Hal ini berhasil membuatnya galau.
Apalagi ketika mengetahui bahwa Zijin memiliki seorang nenek yang akan tinggal sebatang kara apabila Bai membunuhnya. Namun, apabila tidak Bai lakukan, artinya penantiannya untuk bisa menjadi abadi selama 500 tahun terakhir, akan kandas begitu saja.
Dari dua hal tersebut, manakah kiranya yang akan Bai pilih?
REVIEW
0 komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.