Jennie memulai rangkaian promo studio album pertamanya pada saat dia merilis Mantra, Oktober lalu.
Sebuah nomor yang terasa pop dan santai, dilengkapi dengan visual videonya terasa summery. Isinya adalah sebuah compact manifestation yang bisa digunakan semua perempuan ketika mereka ingin meningkatkan kepercayaan diri.
Akhir bulan Januari, Jennie mulai merilis teaser untuk album Ruby. Tak lama dari rilis tersebut, dia kembali mengeluarkan visual untuk lagu Zen dan Love Hangover.
Zen merupakan makanan sehari-hari Jennie. Sebuah lagu ritmik, sebuah branding song mengingat pelafalan Zen dan Jennie sangat dekat.
Visualnya sangat artistik. Jennie memakai banyak sekali kostum yang membuatnya terlihat sangat kuat, berani, passionate, dan siap menghadapi tantangan yang dilemparkan kepadanya. Bekerja sama dengan Cho Gi Seok, visual pada Zen adalah sebuah hal yang berhasil menonjolkan Jennie dan Cho Gi Seok dengan sangat seimbang.
Tidak lama dari Zen, visual selanjutnya yang dirilis adalah Love Hangover.
Isi lagu menceritakan tentang sebuah kondisi toxic relationship, dimana seharusnya Jennie menghindari hal tersebut, namun, dia malah menyukai kondisi toxic tersebut dan malah melakukannya terus-menerus. Lagi dan lagi.
Visualnya menyuguhkan situasi romantic comedy yang menurut saya berhasil dihadirkan. Masalahnya ketika menonton visual dan terpaku pada penceritaan rom-comnya, tiba-tiba lagu selesai.
Saya merasa ingin menyemangati Jennie untuk, come-on girl, kamu bisa melakukan yang lebih baik dari ini. For the sake of diri kamu sendiri, agar jangan lagi terjebak di situsi buruk terus-menerus. Lagi dan lagi.
Selanjutnya, Jennie berteriak keras di ExtraL. Sesungguhnya, saya tidak mengerti apa yang mereka utarakan di sepanjang lagu ini. Namun, saya sangat menyukainya. Lagu ini juga adalah sebuah banger.
Jennie melakukannya bersama Doechii. Lagu ini sepertinya akan terasa sangat menyenangkan ketika diputar pada saat girl night.
Sebelum masuk ke menu utama Ruby, menurut saya, empat nomor pertama telah berhasil memberikan real teaser atas seperti apa kiranya karakter Jennie. Dia suportif, dia ingin menjadi berani namun ingin memiliki dirinya sendiri, dia suka pada kondisi yang nyaman (untuk masalah percintaan, atau lainnya).
Kondisi nyaman, yang walaupun dia tidak sukai karena adanya hal-hal buruk pada hal tersebut, namun, karena dia sudah sangat terbiasa melakukannya atau menghadapi hal-hal tersebut, somehow setidaknya dia merasa bahwa itu adalah rumah. Dia akan kembali pada hal tersebut.
Untuk hal ini, saya sangat berharap bahwa ini hanyalah sebuah lagu saja.
Ruby akhirnya rilis pada awal Maret 2025.
Visual yang dirilis adalah sebuah lagu yang berjudul Like Jennie. Sebuah nomor branding banger yang sangat tepat saat dijadikan sebuah title song.
Jennie bersama dengan banyak dancer, merekam lagu ini dengan koreografi yang dilatari background hitam, membingkai tiap powerful moves dan menyuguhkannya menjadi lebih swag.
Visual lainnya yang sudah rilis hingga saat ini adalah Handlebars. Sebuah nomor yang chill dan vibey featuring Dua Lipa. Lagu ini sangat bertumpu pada bagaimana sebuah vokal mengisi tiap barnya. Isinya menceritakan sebuah bitter love. Melodinya berhasil memberikan rasa bitter tersebut tiap kali saya mendengarkannya.
Lagu lainnya di album ini adalah, sebagai berikut:
Intro. Sebuah instrumentasi lo-fi yang dilakukan bersama FKJ. Sebagai sebuah pembuka, nomor ini terasa dreamy, bitter, namun menenangkan.
Start a war. Sebuah lagu yang memamerkan sisi berbeda dari vokal Jennie. Tipe lagu yang sulit untuk dibawakan secara live. Saya mendengar Sza di lagu ini. Tapi mungkin itu hanya perasaan saya saja.
I'm gon try for you I'll fight for it Go off for you I start a war's line is annoyingly good.
With the IE (way up). Jennie adalah Jenn with ie. Kalian para fans sebaiknya mengingat itu ;D
Saya suka lagu ini. Rasanya seperti datang ke sebuah after party dari sebuah perhelatan besar. Dia hype, namun tidak terlalu. Hype yang cukup untuk melakukan sedikit gerakan. Saya mendengar blink di lagu ini. Tapi mungkin itu hanya perasaan saya saja.
Damn Right dengan Kali Uchis dan Childish Gambino adalah sebuah nomor yang mengusung klasik RnB. Sangat jarang mendengar tipe lagu seperti ini akhir-akhir ini.
FTS adalah sebuah nomor pop balad singkat yang cocok digunakan untuk menemani pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepala kita. Pertanyaan yang muncul tanpa kita ingin benar-benar mendapatkan jawabannya. Pertanyaan yang hanya bisa muncul di sekitar jam 3-4 pagi.
Filter menggunakan beat funky yang membuat saya nostalgia pada lagu Whistle dari Blackpink.
Tiga lagu terakhir akan membuatmu terasa bitter dan pathetic. Seoul City, Starlight dan Twin.
Terutama Twin yang merupakan satu-satunya lagu yang didominasi suara gitar. Twin berisi kalimat-kalimat yang terasa genuine dan vulnerable. Sebuah lagu atas masa lalu yang telah terlewatkan dan tidak bisa terjadi lagi. Masa muda. Masa keemasan.
Secara keseluruhan, album ini sungguh tidak terduga. Tidak pernah saya menyangka seorang idol cewek dari Korsel bisa mengumpulkan materi yang penuh perasaan dan kontemplasi seperti ini.
Album ini seperti penyeimbang dari segala kostum bubbly and sweet yang biasa disematkan pada para idol.
Warna hitam yang digunakan seperti ingin mengatakan bahwa segala warna pastel yang harus digunakan para idol, bagai terasa seperti penjara.
Membuka tirai merah dengan senyum lepas seperti ada sebuah excitement baru yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Ruang hitam tersebut, meskipun kosong, namun seperti memberikan pernyataan di mana di dalamnya, kita bisa bebas bergerak.
- Maret 11, 2025
- 0 Comments