Vlogging Dan Membicarakan Aturan Cinta Ala Kota

Februari 22, 2021

Paling tidak saya bisa lega sedikit ketika menonton seri ini karena terbebas dari demam 'jenis investigasi' yang saat ini melanda drakor. 

Pengambilan gambarnya menarik karena seolah2 mereka sedang dibuatkan vlog, tapi harus menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan mengenai cinta. Semacam menggabungkan live streaming-semi QnA-yang memang marak dilakukan di era video tube sekarang ini-dengan cara penceritaan drama percintaan tradisional. 

Selain itu, pembaruan yang kerap dilakukan pun ada disini. Dimana sifat-sifat manusia yang amat berbias gender diputar 180 derajat. 

Dalam pencitraan cewek di media, di sebuah relasi cinta, biasanya cewek yang cenderung dicitrakan sebagai sosok yang clingy

Namun, citra tersebut dibalik di seri ini. Termasuk sifat-sifat maskulin lainnya seperti "sengaja membuat jatuh hati", berelasi seolah-olah dia setia, menjadi cuek dan kemudian mencampakan begitu saja. 

Sementara si karakter lelaki dimainkan oleh sosok yang maskulin tapi dibuat bersifat sangat feminin, seperti emosian yang meledak-ledak, ngerasa kalo dicuekin dan terus jadi kepikiran, jatuh cinta dengan setia dan penuh keyakinan, dan memaafkan begitu saja tapa alasan. 

Menontonnya amatlah fun tanpa terasa digurui sama sekali. Dan kalau memang itu tujuan dari seri ini, mereka berhasil mengeksekusi sisi tersebut dengan brilian. Meski dengan plot yang amat sederhana. 

Selain itu, semua pemerannya serasa pemeran utama. Itu keren sih. Karena biasanya kan ada semacam persaingan antara bintang utama dan pendukung.  Namun, penonton kayak saya sih sudah bisa kok membedakan porsi antara keduanya. Semua pemainnya terasa tereksplor dan bersinar di seri ini.

Seri ini berputar di cerita percintaan dari tiga pasang orang yang berpacaran. Ketiganya memiliki masalah yang berbeda, yang beberapa bagian di antaranya, kurang lebih juga akan relate ke kisah percintaan muda-mudi masa kini. 

Muda-mudi young adult, bukan remaja anak sekolahan. 

Pasangan pertama, merupakan pasangan yang bertemu saat liburan. 

Pasangan kedua adalah pasangan yang sudah menjalani long term relationship

Pasangan ketiga adalah jenis pasangan instan. Seinstan mie instan. 

Tempo penceritaannya amatlah santai. Ketika menontonnya, saya bahkan tidak pernah bertanya-tanya, berapa menit lagi sih selesainya. Kemudian, tidak terasa saya pun sudah melewati episode demi episodenya. 

Mungkin penceritaan yang semi vlog menjadikannya terasa demikian. Sebab, saya merasa bahwa si karakter yang saya tonton ini, seperti sedang berinteraksi pada saya secara natural. Sehingga, seperti ketika kita menonton story teller para videotuber, waktu pun tidak terasa telah berlalu. 

Tapi, saya juga tidak ingin mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya gaya penceritaan yang bagus. Hanya saja untuk seri ini, gaya tersebutlah yang kiranya cocok digunakan. Tetap dengan adanya gaya tarik ulur ala drama Korea agar bisa menggenapkan seri ini menjadi 18 seri. 

Yang membuatnya berkesan, di akhir episode malah sengaja dimunculkan konflik baru, yang membuat saya bertanya-tanya, apakah seri ini akan lanjut ke episode 19, meskipun hal itu tidak terjadi. Meyakinkan kembali para penontonnya bahwa, konflik percintaan gak akan pernah selesai begitu saja. Dia akan terus menerus timbul-tenggelam seiring kehidupan. 






REVIEW 

||||||||{{

Anda telah membaca artikel Anonum Indonesia




Mungkin Disukai

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.