The Spies Who Loved Me, Jadi Bingung, Siapakah Dia Sebenarnya?

Maret 12, 2021


Judul drama ini sendiri mengingatkan saya akan salah satu film James Bond era Roger Moore, Spy Who Loved Me. 

Dengan sedikit twist, judulnya menjadi jamak. Premisnya sendiri sangat mudah ditebak. Ada spieyang mencintai seorang cewek. 

Cewek ini sangat imut. Bernama Arem (bahasa Koreanya indah). Entah bagaimana, sepertinya dalam kehidupan percintaan, Arem selalu tertarik kepada lelaki yang berbohong besar darinya. Meskipun, sampai bercerai pun, dia tidak pernah mengetahui yang sebenarnya. 

Mantan suaminya, ternyata anggota CIA. Sementara, suaminya yang sekarang, sepertinya juga punya rahasia yang tak kalah menghebohkan. 

Penceritaannya sendiri dimulai ketika Arem menerima sebuah pesanan baju pengantin dari Sophi, sahabatnya. 

Saat hari pernikahan pun, Arem sampai pergi ke Jeju untuk memastikan semua persiapannya beres.

Hanya saja, ketika di acara Bachelor Party Sophi, Sophi malah menghilang dan beberapa hari kemudian, Sophi malah ditemukan tewas.

Arem sendiri sempat bertemu Jihun, mantan suaminya, ketika berkunjung ke gereja tempat mereka pertama kali bertemu.

Keberadaan Jihun di Jeju ini, ternyata ada kaitannya dengan tewasnya Sophi. Sebab, Sophi sempat merasa bahwa nyawanya terancam dan telah meminta pertolongan Jihun, alias CIA, untuk menjaganya agar tetap aman.

Namun, sepertinya operasi Jihun dalam menjaga keamanan Sophi gagal total. Jihun pun kena marah habis-habisan dari atasannya.

Cerita pun berlanjut mengikuti investigasi Jihun, sebagai anggota CIA, dalam menguak rahasia kematian Sophi.

Secara keseluruhan, drama ini tergolong yang seru untuk ditonton, sebab meski ceritanya terdapat unsur serius spionase, namun, Jihun dan Arem tidak dijadikan karakter yang terlalu lurus-serius. 

Masih terdapat aksi-aksi komikal yang cukup menghibur di dalamnya. Meski demikian, adapula pengadegan suspense menegangkan yang disisipkan.

Tidak ada hal yang spesial dari metode pengambilan gambar yang dilakukan. Cenderung konvensional. Namun, tidak malas. Sebab dalam satu adegan, drama ini menampilkan banyak sekali angle / footage. Serius deh. Banyak banget. Banyak sekali.

Sebab penceritaan kadang flashback dari berbagai karakter. Angle ketika sebuah kejadian terjadi pada Arem. Angle ketika sebuah kejadian terjadi pada Jihun, dll sepertinya semua karakter memiliki versinya masing-masing atas sebuah kejadian yang terjadi.

Walaupun sepertinya seru, ada beberapa bagian yang membuat bosan. Diantaranya, seperti ketika Jihun bolak-balik ke butik Arem. Namun, kalau mau mengatakan bahwa itu adalah sesuatu detail yang sengaja dilakukan, saya pun setuju saja.

Setiap proses pencarian remah informasi dilakukan dengan perlahan, sedikit demi sedikit, proses by proses. Tidak digampangkan sebagaimana yang terjadi pada film pada umumnya. Drama ini punya waktu 16 episode untuk menjadikannya sebuah proses yang continue / berlanjut.

Pemeran Arem dan Jihun sendiri merupakan pemeran drama yang baik. Cara Arem berbicara itu mempesona, saya bahkan tidak bisa berpaling, atau tidak bisa tidak mengikutinya ketika dia sedang berbicara. Seperti ada sesuatu di lafal dan intonasinya yang memikat. 

Adegan air mata pun, beneran terasa sedih. Terkadang ada pemeran yang hanya mengerenyitkan wajahnya ketika beradegan sedih tanpa mata berkaca-kaca dan tanpa satu tetes air mata yang jatuh. Namun, baik pemeran Arem dan Jihun, bisa melakukannya dengan sangat baik dan penuh perasaan. 

Mengingat kembali bahwa ini adalah sebuah drama, tolong agar jangan terlalu berekspektasi tinggi kepada suspense-nya. Sebab, tetap ada adegan klise khas drama Korea yang dimasukan ke dalamnya.


REVIEW

⍟⍟⍟⍟⍟⍟⍟ ⋆ ⋆ ⋆

Anda telah membaca artikel Anonum Indonesia

Mungkin Disukai

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.