Diana Dan Malapetaka Dari Sebuah Keinginan

Januari 05, 2021

Ini adalah dunia, dimana lelaki adalah sidekick (tanpa bermaksud untuk menihilkan). Selain itu, ini DC, yang mana biasanya menceritakan sisi yang lebih dark dibandingkan komik toko sebelah (juga, tanpa bermaksud menihilkan). Setelah karya Nolan, saya kira ini adalah seri yang ingin kami ikuti. 

Adegan dibuka dari cerita masa lalu Diana. Perlu, karena disana kita diberikan nasihat moral atas kepahlawanan. Nilai-nilai kemanusiaan yang pada akhirnya dianut oleh para Amazons, nama suku dimana Diana dilahirkan.

Alur pun maju ke dunia masa kini di tahun 1984. Dimana Diana telah dewasa dan kita semua akan diperkenalkan kembali dengan jagoan kita ini, secara heroik. Terjadi sebuah perampokan di toko perhiasan. Hanya untuk diketahui kemudian, toko perhiasan tersebut hanyalah kedok dari sebuah komplotan perdagangan barang/artefak antik curian di pasar gelap.


Intinya, Diana berhasil menyelamatkan hari. Penjahatnya bisa ditangkap dan semua kembali damai.

Setelah itu, kita akan diperkenalkan dengan Diana Prince dari sudut pandang orang ketiga. Barbara Minerva, seorang sayentis yang baru pindah ke tempat Diana bekerja. Kesan yang saya dapatkan adalah Diana itu penolong, tapi mukanya tidak ramah. Tidak ada senyum tersungging. Karena memang baru berkenalan kan. Lalu, dia terlihat kuat tapi sentimentil. Ini ditelaah dari bidang yang dia geluti yakni antropologi budaya dan arkeologi. Terlalu banyak ironi dari pertama kali berjumpa dengannya ya.

Cerita pun berlanjut ke sebuah permasalahan mengenai seorang lelaki yang doyan memanipulasi orang agar bisa memberikan investasi ke perusahaanya. Black Gold. Meski demikian, lelaki ini mengetahui bahwa ada sebuah artefak yang bisa mengabulkan satu keinginan manusia. Sehingga, ia pun mencoba untuk mendekati Barbara demi mengambil artefak tersebut. Dari situlah masalah menjadi pelik.

Di sisi lain, atas kinerja artefak tersebut, entah bagaimana, Steve, kekasih Diana, yang telah meninggal di film sebelumnya, hadir kembali. 

Disitulah letak sisi galaunya. Diana yang seorang diri hanya menginginkan satu hal: bisa bersama Steve. Namun, dia mendapatkannya karena artefak tersebut yang mana, apabila artefak tersebut musnah, maka Diana akan jadi sendirian lagi.

Galau akan hal tersebut, kira-kira mana yang akhirnya akan Diana pilih?

Film ini amat sangat menggembirakan. Karena lagi-lagi sangat kental menyuarakan emansipasi. Selain itu, juga meneruskan salah satu ikon budaya pop, dimana terdapat seorang perempuan satria yang hidup lama di dunia manusia. Ah, bukan perempuan, tapi dewi. Bernama Diana of Themyscira, sebagaimana halnya Andy, Andromache of Scythia dan ... kemungkinan Sri Asih juga salah satunya.

Mengikuti olah gerak Diana ketika berantem menjadi satu hal wajib yang saya lakukan di film ini. Karena ada beberapa adegan action yang saya rasa cukup sulit, namun dilakukan dengan sangat mudah dan artistik oleh si pemain.

Hal yang amat menarik dari film ini adalah ketika melihat lelaki gonta-ganti baju untuk memilih outfits. Ini termasuk sebuah hal baru, yang belum saya temukan dari film manapun. Atau mungkin, referensi saya saja yang kurang.

Spoiler menarik lainnya adalah, hadirnya pemeran Diana di tahun '70-an di film ini. Dan ia menjadi sebuah sosok yang, mohon maaf, saya tidak mau mem-spoiler-kan spoiler. Tapi, apa yang dia tampilkan saat itu, terasa romantis.

Lalu kenapa saya sama sekali tidak menyebutkan judul filmnya di tulisan ini. Karena, film ini sangat berhasil menceritakan sosok Diana sebagai dirinya, tanpa embel-embel dia adalah seorang jagoan yang keren. 

Yang pasti film ini kembali mengingatkan bahwa berhati-hatilah dengan keinginan. Keinganan yang terlalu, bisa membawa petaka. Atau sebutlah, keinginanmu terwujud. Tapi dunia selalu seimbang. You got one also you lose some. 






Review 

|||||||{{{


Anda telah membaca artikel Anonum Indonesia
#KeepUsUp melalui Sprinkle

Mungkin Disukai

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.