Kisah Enma Ai, Si Cewek Neraka Di Layar Perak
Januari 04, 2021
Kematian adalah tema yang lebih sering diangkat dalam penceritaan Jepang
dibandingkan dengan negara manapun yang saya ketahui.
Begitu banyak cerita tentangnya meski dengan rasa yang beda. Ada kematian
karena rasa depresi atas rasa tidak bisa memiliki, semisal tidak bisa
menjadi kekasih dari wanita yang dicintainya atau gagal meraih nilai
tertentu. Ada pula kematian yang disebabkan oleh permainan perjudian
belaka.
Di film ini pun kematian ada dengan rasa yang berbeda. Kematian yang
dibalut dengan rasa kebencian yang sangat besar.
Ini semacam menyewa pembunuh bayaran namun menggunakan cara yang gaib.
Apabila kamu ingin seseorang yang menyakitimu mati, kamu bisa langsung
saja akses website Hell Correspondence dan ketikan nama lengkap orang
tersebut.
Dari sana kamu akan dibawa ke alam spirit yang terasa bagai mengalami
semacam Lucid Dream dimana kamu akan berada di sebuah padang rumput hijau
yang indah dan bertemu dengan Enma Ai.
Enma Ai yang memiliki sebutan Cewek Neraka, akan memberikan kamu sebuah
boneka rotan yang diikat dengan pita merah. Setelah kamu terima, kamu akan
kembali ke dunia nyata dengan menggenggam boneka tersebut.
Dari sini, keputusan ada di tangan kamu. Apakah ingin memverifikasi
permintaan atau menolaknya. Kalau tetap akan melanjutkan, kamu tinggal
menarik lepas pita merah tersebut.
Namun, keputusan yang kamu ambil ada konsekuensinya. Orang yang kamu
masukan namanya akan terseret ke neraka, begitu juga kamu.
Meski demikian, ada pula pengecualian yang bisa membuat kamu menyeret
orang ke neraka tanpa juga ikut terseret. Bagaimana caranya? Jawabanya
bisa kamu temukan di film ini.
Enma Ai adalah peran utama di film ini. Tapi, karena air timenya yang
terhitung sedikit, mungkin lebih tepat disebut sebagai karakter kunci.
Sebagai Cewek Neraka, ia tidak sendirian ketika membawa orang ke neraka.
Ia ditemani oleh 3 yōkai sebagai kaki tangan yakni Wanyuudou, Ichimokuren
dan Hone Onna.
Mereka bertiga adalah dedemit yang dibantu Enma Ai di ambang hidup dan
mati. Sehingga, mereka bertiga sangat menghormati Enma Ai.
Untuk filmnya sendiri cenderung terasa Jepang. Hening. Di beberapa adegan
cenderung tanpa ekspresi dan tanpa latar musik berlebih. Dialog terasa
sangat natural dan mengalir begitu saja. Penggambaran lelaki
'dingin-cenderung sadis' ala Jepang juga dihadirkan di sini. Begitu juga
preferensi musik para anak muda dan bagaimana biasanya mereka menghabiskan
waktu bersama teman-temannya.
Review
|||||||{{{
Anda telah membaca artikel Anonum Indonesia
#KeepUsUp melalui Sprinkle
0 komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.