Gretel&Hansel, Dongeng Gelap Grim Dengan Alternatif Ending Yang Mengusik

November 12, 2020

Sejak Alice in Wonderland yang menghadirkan sisi gelap dari sebuah dongeng. Sekarang bagai ada kewajiban dalam memaknai kembali berbagai literatur dongeng populer. 

Yang mana, kami terbuka dan bahkan penasaran atas imaji penulis skenario dan visual maker dalam mengolahnya. 

Grim merupakan nama yang amat terkenal dalam dunia perdongengan global. Mereka adalah kakak-adik yang membukukan cerita yang mereka dengar hampir dari seluruh dunia. Plus, mungkin dengan tambahan saus khusus ala Grim, membuat dongeng mereka menjadi santapan yang amat lezat bagi penduduk bumi.

Dan kali ini, salah satu cerita mereka yang dimaknai kembali, hadir dalam film yang berjudul Gretel & Hansel.


Dua bersaudara. Cewek dan cowok. Kelaparan. Keluarga amat miskin. Dengan ibu yang akan membunuh mereka apabila mereka kembali ke rumah untuk meminta makanan. Membuat keduanya harus mengembara dan mencari cari lain dalam bertahan hidup.

Gretel si kakak. Berusaha sekali untuk bertahan hidup demi adiknya. Gretel tidak menyerah begitu saja seperti si Ibu. 

Sekalipun dalam kondisi lapar dan berada di hutan, sebenarnya dia bisa melakukan apa saja, semisal membunuh adiknya dan memasak jasadnya. Tapi tidak dia lakukan.

Hingga ketika mereka berkelana di dalam kegelapan hutan. Mereka menemukan sebuah rumah tertutup dengan kepulan asap. Dari rumah tersebut tercium bau wangi yang mengusik rasa lapar.

Gretel mencoba mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban, hingga ia mendengar Hansel memanggil. Hansel memperlihatkan isi rumah dari jendela yang terbuka. Makanan melimpah bertebaran di meja makan. Dan mereka sangat lapar.

and the rest is history...

---

Ini merupakan pemaknaan lain dari cerita Hansel Gretel. Bukan versi Witch Hunter yang lebih action, tapi lebih berfokus pada rasa horor terhadap penyihir.

Sophia Lillis sangat cocok memerankan Gretel, sosok remaja kurus, kelaparan bermuka sendu. Selain itu, karakter penyihirnya sendiri dibuat sangat keibuan dengan rumah yang amat stylish

Yang pasti, di film ini, kostum pemainnya cukup menawan. Visual untuk lokasinya cukup meyakinkan meski terasa minimalis dan low-budget. Namun, siapa sangka ada juga efek yang digunakan. Mungkin sebagian besar budget dialihkan kesana.

Dari sisi penceritaan, film ini termasuk yang gak neko-neko. Alur runut yang digunakan amat memudahkan penonton dalam mencerna semesta asingnya Gretel. Maklum, ini bukan film Amerika dan tidak dibuat dengan cara hidup Amerika. Sehingga, menontonnya perlu sedikit penyesuaian kembali.

Klimaks cerita termasuk salah satu yang saya nantikan. Bisa jadi unik. Bisa jadi basi. Menarik. Sebab banyak versi tentang penyihir. Sehingga membuat saya bertanya-tanya, model penyihir seperti apakah yang akan diangkat di sini.

Cerita berhasil membuat saya mempertanyakan, apakah hal yang terjadi memang benar terjadi, ataukah hanya delusinya Gretel saja. Sebab, beberapa hal simbolik dan sisi misterius hanya di paparkan begitu saja. Tidak menjadi sebuah percikan yang mengguggah. Malah, yang akhirnya di investigasi lebih lanjut adalah hal lain.

Ending cerita amatlah jauh dengan versi asli.

Meskipun tidak bisa dibilang sebagai ending yang menyedihkan/menyenangkan, namun bisa memberikan perspektif baru atas bagaimana hidup membawa ceritanya sendiri. Berdaya.

Yang pasti. Jerman membeberkan asal-usulnya sendiri di sini. Negeri itu dulunya hutan. Ia menyimpan begitu banyak misteri, hal-hal yang sulit kita mengerti. Sehingga, bagaimana seseorang bisa mengambil keputusan dalam hidup pun amatlah menarik. 

Sebagai salah satu negara di mana turut memberikan dasar pemikiran bagi dunia modern. Pertanyaan ini amat menarik digaungkan. Apakah dia akan tetap menjaga hutan tersebut ataukah malah meratakannya. Ah, nonton saja lah film ini. Bener deh.




REVIEW

⍟⍟⍟⍟⍟⍟ ⋆ ⋆ ⋆ ⋆

Anda telah membaca artikel Anonum Indonesia

Mungkin Disukai

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.