Detektif Cewek, Sebuah Kasus Diselesaikan Oleh Enola Holmes
Oktober 12, 2020
Pernahkah mendengar kata Holmes?
Film ini merupakan spinoff dari Holmes universe. Ah, namun, mau dikatakan
spinoff pun juga sepertinya tidak begitu. Sebab, karakter utama di film
ini tidak pernah tampil di film Holmes manapun. Namun, saya juga kurang
tau juga kalau dari bukunya. Apakah Enola Holmes pernah disebutkan di
dalam buku Sherlock Holmes yang versi Pak Arthur Conan Doyle?
Kesan pertama kali mendengar nama Enola, saya langsung teringat dengan
nama sebuah rudal bernama mirip, Enola Guy.
Btw, film ini dibuat berdasarkan buku pertama dari seri misteri Enola
Holmes yang berjudul The Case of The Missing Marquess. Kasus pertama ini
terkait sangat erat dengan pencarian jati diri Enola atas perubahan
drastis yang terjadi dalam hidupnya. Di hari ulang tahunnya, dia ditinggal
begitu saja oleh Ibu.
Bukan. Ibunya tidak meninggal. Namun, secara harafiah meninggalkan dia.
Pergi dari rumah dan membiarkan Enola sendiri. Mungkin, itulah mengapa
ibunya ngotot memberi nama anak perempuannya ini Enola | alonE. Sebab, di
suatu titik dalam hidupnya, Ibu memang sudah berencana untuk meninggalkan
Enola di umur tertentu, agar ia bisa hidup mandiri.
Teknik penceritaan film sangat terbantu dengan monolog-tervisualisasi
yang dilakukan oleh si Enola sendiri. Sangat relate dengan anak jaman
sekarang. Kalau boleh dibilang, ini mirip seperti saat kita menonton para
Youtuber yang sedang nge-vlog.
Enola berbagi pengalaman sehari-hari. Enola menceritakan apa yang sedang
ia lalui. Enola bertanya banyak hal yang saat ini sedang terlintas di
kepalanya.
Ada kesan simbolik dalam film ini. Berpetualanglah. Tinggalkan rumah.
Lihatlah dunia. Meski dalam hal ini, Enola melakukannya hanya demi mencari
Ibu.
Di perjalanan, dia bertemu dengan seorang lelaki seumuran yang sedang
kabur dari rumah bernama Viscount Tewkesbury. Tadinya Enola tidak mau
untuk mengenal lebih jauh dengan si lelaki tersebut. Karena menurutnya, ia
sudah punya masalah yang harus kuurus sendiri jadi uruslah masalahmu
sendiri. Namun, menyadari bahwa nyawa Viscount terancam, sebagai manusia
yang memiliki the power of help, Enola pun jadi ikut campur dan turut
membantu Viscount terbebas dari pembunuhan yang gagal terjadi.
Enola dan Viscount pun melanjutkan perjalanan ke London, dan disana Enola
memutuskan untuk benar-benar berpisah dengan Viscount. Cerita kembali
berputar di dunia Enola. Sesampainya di London, ia menyamar menjadi
seorang dengan tampilan yang sangat Lady-Like sebagai pengalih perhatian.
Sebab hal tersebut tidak akan pernah terpikirkan oleh kedua kakak Enola,
Sherlock dan Mycroft.
Setelah itu, Enola juga kembali mengingat-ingat apa yang pernah ia dengar
dari pertemuan rahasia yang Ibu lakukan. Ia pun pergi ke sebuah caffee,
dimana ia bertemu dengan seseorang yang ia kenal mukanya pernah hadir di
pertemuan rahasia Ibu.
Cerita sudah hampir setengahnya, bahkan sampai disini pun, saya sebagai
penonton (dan belum pernah membaca bukunya) masih dibuat kesulitan untuk
menebak akhir cerita dari kasus ini.
Sebagai salah satu pecinta cerita detektif. Film ini terbilang asik untuk
diikuti. Salah satunya karena dibawakan dengan sangat ringan. Meski
demikian, film ini tidak sepele, substansinya tetap terasa
mengenyangkan.
Meski ini film Inggris, namun, jangan terlalu berharap dengan aksen yang
terlalu inggris. Film ini terasa sangat general.
Dari sisi strory-teller, Keterhubungan remah-remah informasi dengan
hipotesis yang diambil menjadikan plot twist-nya terasa mengagetkan.
Antagonis utama dijaga dengan baik, hingga ia pun baru benar-benar
dikeluarkan di ujung cerita.
Untuk kostum, sangat meyakinkan. Terutama karena latar cerita terjadi
pada tahun beberapa dekade silam. Sesuai dengan jamannya, namun tetap
terasa modern yang terbantu dari pilihan model dan warna. Ataukah karena
Millie memang terlalu menawan dan terkenal image-nya sebagai cewek
kekinian.
-----
Review
|||||||{{{
Anda telah membaca artikel dari Anonum Indonesia
0 komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.