Dilema, Sinister Khas Perangai Manusia Kota

Maret 20, 2021

Terdiri dari 4 buah cerita yang penceritaannya seolah-olah dilakukan bagai sebuah omnibus, cerita yang berdiri berjauhan sendiri-sendiri, dimana pada satu titik, keseluruhan cerita tersebut saling terkoneksi. 

Cerita pertama, mengenai seorang polisi yang jujur. 

Cerita kedua, mengenai seorang pemudi yang lagi berjemur di pantai. 

Cerita ketiga, mengenai seorang arsitek yang sukses. 

Cerita keempat, mengenai seorang bapak tua penjudi kartu. 

Cerita kelima, mengenai sosok yang fanatis karena mendapat imbalan. 

Penjelasan mengenai kelima cerita tersebut sebenarnya sudah menjadi spoiler. Tapi, kalau melihat siapa saja nama-nama pemerannya, saya kira spoiler saya bahkan tidak cukup mampu membuat kamu untuk tidak menonton film ini. Semua fragmen di film ini saling melengkapi. 

Sehingga, kehilangan momen sebentar saja, bisa membuat kita agak skip dengan plot besarnya. 

Semua misterinya dibuat begitu mengejutkan ketika terungkap. Bahkan, saya merasa aman membagikan tema utama masing-masing cerita. Sebab, itupun belum cukup untuk kemudian bisa menyimpulkan bagaimana perjalanan para karakter di menit-menit selanjutnya. 

Untuk orang Indonesia, pengalaman menonton Dilema, termasuk yang sulit ditemukan dari film lain. 

Sejujurnya, jangan takut untuk menonton film ini, sebab semua pemerannya memiliki karakter yang sangat kuat. Tapi ada beberapa pemeran yang ingin kami sorot. Terutama, pemeran penjual narkoba di cerita kedua. Juga pemeran arsitek sukses di cerita ketiga. Keduanya terasa bersinar lebih terang dibandingkan yang lainnya. Tanpa bermaksud menihilkan pemeran lain yang juga sangat apik dalam membangun karakter. 

Pengambilan gambar termasuk yang biasa saja. Malah mirip dengan cara pengambilan gambar serial TV lokal. Scoring-nya juga, no comment. Juga so typical. 

Terdapat beberapa pengadegan tanpa scoring. Sunyi yang kemudian menjadi kesunyian yang pas. Ada juga yang hanya mengandalkan suara dari ambience sekitar. Debur ombak, angin, suara tapak kaki. Menjadikannya terasa wajar. Natural tanpa sugar coated. 

Pertimbangan lain, adalah mengenai ending cerita. Ending dari cerita kedua dan kelima masih menyisakan pertanyaan menggantung yang membuatnya terasa tidak kelar. Mungkin memang senaja dibuat seperti itu. Hanya dua itu saja, tiga cerita lainnya, cukup baik dalam penggarapan anti klimaksnya. 

Sebenarnya saya ingin menjabarkan satu-per-satu dari fragmen cerita yang ada. Hanya saja, saya kira itu akan mengurangi excitement saat menontonnya. 


REVIEW
⍟⍟⍟⍟⍟⍟ ⋆ ⋆ ⋆ ⋆



Anda telah membaca artikel Anonum Indonesia

Mungkin Disukai

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.