Ruang Abu-Abu The Little Things Kala Melakukan Investigasi Kriminal

Maret 04, 2021

Film ini adalah film investigasi kriminal. Judulnya The Little Things. Terdengar seperti lebih cocok untuk menjadi sebuah judul film dengan genre komedi romantis. Tapi kata pepatah, apalah arti sebuah judul. 

Dibintangi oleh Denzel. Momennya pas. Dirilis berdekatan dengan momen Black History Month tahun ini (red: 2021). 

Pemeran lainnya juga tidak biasa. Rami Melik, aktor yang sebelumnya sempat memainkan karakter rockstar. Dan Jared Leto, rockstar betulan yang memang bisa ber-acting dengan baik.  

Disini, Denzel bermain santai sebagai Deke. Seorang polisi deputi daerah Kern County. Dia diminta oleh atasannya untuk pergi ke Los Angels untuk mengambil sebuah barang bukti kejahatan. 

Harusnya itu hanya menjadi sebuah perjalan cepat dimana dia pergi, ambil dan pulang. 

Namun, sesampainya di Los Angels, ternyata masih kurang satu surat persetujuan lagi. Sehingga Deke belum bisa mengambil barang bukti saat itu juga dan dia memutuskan untuk menyewa motel. 

Sepanjang hari di kantor kepolisian LA, banyak orang yang memanggil-manggil nama Deke dan kemudian menyalaminya, mengajaknya berbincang ini itu, bagai melakukan reuni kecil. 

Di sinilah penceritaan bergulir, membuat penonton tahu seperti apa sosok Deke sebenarnya.

Adapula Jim Baxter. Dia adalah seorang detektif muda di kepolisian LA. Saat ini, dia sedang menangani sebuah kasus pembunuhan berantai yang semua korbannya adalah wanita muda. Jim Baxter yang menaruh respect-nya pada Deke, tiba-tiba mengajaknya begitu saja untuk ikut melihat TKP. Sebab menurut Jim, dengan pengalaman yang Deke miliki, siapa tahu dapat memberikan detil kecil yang mungkin luput dari perhatiannya sehingga bisa mempermudah jalannya investigasi.

TKP ternyata adalah sebuah ruang di gedung rumah susun kelas menengah bawah khas Amerika. Dari TKP, Deke dan Jim dapat menelusuri beberapa terduga pelaku pembunuhan. Dimana Albert Sparma termasuk ke dalam daftar tersebut. 

Selanjutnya, penceritaan benar-benar membuat kita mempercayai bahwa Albert-lah yang pasti melakukan pembunuhan berantai tersebut, sekaligus membuat kita benar-benar percaya bahwa mungkin bukan Albert pelakunya. Segala hal yang membuat kita percaya sebelumnya, terus-menerus dimentahkan kembali. 

Film ini bagai mengingatkan kembali bahwa manusia belum tentu bisa melakukan semua hal sesuai ekspektasinya. 

Selama ini, biasanya penonton dihadapkan pada tiga pilihan tontonan. Pertama, penonton mengetahui-pemeran utama tidak mengetahui. 

Kedua penonton dan pemeran utama sama-sama mengetahui. 

Ketiga, penonton dan pemeran utama sama-sama tidak tahu, namun remah informasi begitu jelas terpapar, sehingga biasanya pengadegan berikutnya akan sesuai dengan ekspektasi penonton.

Tapi, The Little Things, bukan ketiga pilihan di atas. 

The Little Things adalah pilihan keempat. Dimana, penonton dan pemeran utama sama-sama tidak tahu. Serta remah informasinya pun sangat samar, teramat mentah. Atas dasar tersebut, saya sendiri menganggap bahwa film ini adalah film yang menyebalkan. Tapi itulah yang membuat saya malah dapat mengingat film ini dengan sangat vivid. 

Deke sendiri merupakan sosok yang menarik untuk diikuti. Tanpa perlu membuat panggung khusus seperti di serial Strange, pengadegan dan shot natural yang dilakukan, berhasil membuat penonton dapat masuk ke ruang pikiran Deke beserta cara dia dalam mengambil kesimpulan. Keren. 

Poin menarik lainnya, film ini bagai mengajak pentonton berjalan-jalan. Bukan ke tempat glamor penuh janji khas imaji atas Amerika. Tapi, lebih ke pinggiran kota dan lokasi kehidupan sehari-hari para warga awam, hingga ke pelosok distrik merahnya.



REVIEW 

||||||{{{{

Anda telah membaca artikel Anonum Indonesia


Mungkin Disukai

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.