Gigih Wiyono
Ibu di Tanah Marah
NB: In Indonesia, the title is a playing word.
_Merah_ is Red and _Marah_ is Angry.
Red is usualy become an angry color.
Instead of saying Ibu_di_Tanah_Merah (Mom in Red Land),
which we all see red was all over it,
he titled this painting with present title.
Tirtarubi
Something Remains
---
Eddie Hara
Postcards from The Alps Series
---
Eddie Hara
We do not Belong to This High Fuckin' Art Society
---
Yani Mariani Siregar
Bersemi di Langit Raya
---
Asmudjo J Irianto
Untitled
---
Entang Wiharso
Reclaim Paradise: Pradise Lost
---
___
---
___
---
___
---
Manifesto V: Arus mempersoalkan arus seni rupa di atas moralitas. Yakni, saat ekspresi seni dihayati sebagai ungkapan moral etika.
“Kita tak lagi bicara tentang seseorang atau sekelompok orang secara tertentu karena di era transparansi realitas digital dan virtual saat ini segala hal yang sosial adalah juga yang bersifat personal, dan juga sebaliknya."
"Kini, tak lagi mudah menemukan sejatinya nilai seseorang diantara kelimun. Masa kini adalah keadaan dimana arus ekspresi kecenderungan nurani, mendapat tantangan hebat dari arus dorongan kecenderungan naluri. Seni sejatinya mengenal dan memahami keadaan ini,” ungkap Rizki.
“Manifestasi arus seni rupa yang dimaksud kini adalah dukungan dan sikap pembelaan terhadap nilai penting dan mulia ihwal kebenaran―dan itu bukan ‘kebenaran’ yang mengandung kepentingan, meresap di berbagai bentuk pengalaman interaksi hidup dan sikap penghargaan pada lingkungan hidup."
"Meski tak jadi mudah dan sederhana, Manifesto Arus Seni Rupa kini hendak menunjukkan sikap dan pendirian di balik ekspresi karya-karya seni demi memperjuangkan makna hidup yang lebih berarti dan berfaedah bagi keutamaan nilai kemanusiaan,” tambah Rizki lagi.
Di lain pihak...
Pengunjung juga bebas untuk mengeksplorasi dan memeriksa hubungan antara tampilan visual karya-karya dalam pameran, dengan reaksi konseptual terhadap perubahan tanda jaman di masa lalu dan masa kini.
Misalnya, pada Lukisan 'Menjadi Indonesia' yang merangkum peristiwa-peristiwa sejarah Indonesia, yang membentuk Indonesia menjadi seperti sekarang ini. Terdapat metafora dan simbol implisit yang menyisakan ruang cukup untuk bisa diinterpretasikan secara bebas.
Begitu pula dengan 'Refleksi dan Pilar-pilar Busway' yang menggambarkan kemajuan pesat urbanisasi - dilambangkan dengan pantulan cahaya dan bayangan seperti yang terekam di lukisan tersebut.
Exhibition established in Galeri Nasional Indonesia at May 4th - 30th 2016.
Curator: Asikin Hasan, Rizki A Zaelani
Artist List: Agus Suwage, Anusapati, Arahmaini, Asmudjo J Irianto, Diyanto, Eddie Hara, Entang Wiharso, F Sigit Santoso, Gigih Wiyono, Hanafi, Haris Purnomo, Hafiz Rancajale, Heri Dono, Isa Perkasa, Ivan Hariyanto, Ivan Sagita, Jatiwangi Art Factory (JAF), Jong Merdeka, Keobeo Sarawan, Krisna Murti, Made Djirna, Made Wianta, Mella Jaarsma, Meolyono, Nasirun, Nindityo Adipurnomo, Nyoman Erawan, Oscar Motuloh, Putu Sutawijaya, Ronald Manullang, Teguh Ostenrik, Tisna Sanjaya, Tirtarubi, Ugo Untoro, Yani Mariani Siregar.
Anda telah membaca artikel Anonum Indonesia
- Mei 22, 2016
- 0 Comments
Menurut Ar Soedarto, Koordinator Pameran, ide dasar pameran ini adalah “pemandangan – jiwa” (SoulScape), yang tentunya akan sangat bertolak belakang dengan pemandangan alam (landscape), pemandangan laut (seascape), ataupun bentuk lainnya yang mengangkat sesuatu yang kasat mata, yang secara visual dapat dilihat atau dirasakan dengan panca indera kita.
SoulScape lebih bermuara pada hati nurani, perasaan yang paling mendalam, atau gagasan pemikiran tentang kemurnian penciptaan dengan kandungan keindahan pribadi yang universal. SoulScape menjadi tantangan sekaligus proses menjadi akrab, pencerahan, dan penyerahan diri total para seniman untuk melakukan transmisi budaya melalui jalan kreativitas.
-source-
Pameran dilakukan di Galeri Nasional Indonesia, 6-24 Agustus 2015, 8 am - 6 pm.
Peserta pameran:
Jakarta (10) : Ade Artie, Agus Budiyanto, Amlan Maladi, Andi Suandi, Ar. Soedarto, Bibiana Lee, Elisha, Gogor Purwoko, Krishna Eta, Nobon
Yogyakarta (6) : Aming Prayitno, AT. Sitompul, Dedy Sufriadi, Netok S. Rusnoto S., Nunung WS, Sulebar M. Soekarman
Bandung (2) : Freddy Sofian, Eddy Hermanto
Surabaya (1) : Makhfoed
Jepara (1) : Utoyo Hadi
- Agustus 09, 2015
- 0 Comments
- Juni 28, 2015
- 0 Comments
Performance Sweet Dreams Sweet
---
Exhibition being held in Parkir Bawah Tanah Teater Jakarta – Taman Ismail Marzuki, November 9th-30th 2013.
Artist: Abdulrahman Saleh, Ace House Collective, Agan Harahap, Anton Ismael, Artlab Ruangrupa dan Keg De Souza, Babi Badalov, Casco, Davy Linggar, Enrico Halim, Etienne Turpin, Ho Tzu Nyen, Icaro Zorbar, Jimmy Ogonga, Julia Sarisetiati, Khaled Jarrar, Lifepatch Collaboration, Lost Generation, Melati Suryodarmo, Mixrice, Moelyono, Mufti Priyanka Alias Amenk, Narpati Awangga Alias Oomleo, Nguyễn Trinh Thi, Paul Mondok, Saleh Husein, Sanggar Anak Akar, Serrum & Dinas Artistik Kota, Tranzit, Vansa (Visual Arts Network Of South Africa), Wok the Rock, Xu Tan, Yusuf Ismail
Special gratitude to:
- November 24, 2013
- 0 Comments
Fantasi dan Realita menjadi tema dari pameran seni rupa instalasi yang menghadirkan 18 seniman kontemporer terkemuka yang berasal dari berbagai sudut kepulauan Indonesia.
Para seniman mencoba untuk menggali lebih dalam warisan leluhur yang artistik, kaya tradisi dan menggambarkan perkembangan pesat masyarakat Indonesia pada saat ini.
Pameran ini berusaha untuk mengeksplorasi keunikan seni rupa Indonesia yang berfokus pada budaya lokal. Dari tema yang diusung, seni yang dihasilkan terkesan baru, naif, abstrak dan realistis.
Andy Dewantoro |
Angki Purbandono: The Golden Dragon |
Agung Mangu Putra |
Agung Mangu Putra |
Eddie Hara |
Eddie Hara |
Wiyoga Muhardanto |
Rudi Mantofani |
Rudi Mantofani |
Nindityo Adipurnomo |
Mella Jaarsma |
Pameran dilakukan di Jakarta, 9 Juni-10 Juli 2011 dan di London, 1 September-9 Oktober 2011.
Peserta Pameran: Agung Mangu Putra | Andy Dewantoro | Angki Purbandono | Ay Tjoe Christine | Eddie Hara | Edo Pillu | Farhan Siki | Handiwirman Saputra | Haris Purnomo | Heri Dono | Jompet Kuswidananto | Julius Ariadhitya Pramuhendra | Mella Jaarsma | Nindityo Adipurnomo | Rudi Mantofani | Samsul Arifin | Wedhar Riyadi | Wiyoga Muhardanto
- Juli 10, 2011
- 0 Comments