29 Tahun Kemudian, Kembalinya Petualangan Bill Dan Ted

Oktober 16, 2020

Tanpa mengetahui apapun. Saya membaca kata Face dan Music di judul film ini. Yes. Alasan itulah yang membuat saya kemudian menontonnya. 

Bergulirlah visual pada intro dan opening film ini, dimana saya menemukan Keanu Reeves. Lalu, saya pun harus menghilangkan citra cowok keren Keanu Reeves yang sudah melekat, dan mencoba untuk lebih fokus menonton. Alhasil, saya pun merasa seperti datang ke dunia baru yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. 

Sepasang sahabat Bill dan Ted didatangi Kelly, seorang putri dari 700 tahun masa depan. Berdasarkan ramalan ayah Kelly, dia meminta Bill dan Ted untuk memainkan sebuah lagu untuk menyatukan dunia, menyelamatkan dunia. Bill dan Ted pun ikut Kelly ke pusat kontrol RWR (ruang, waktu, realitas) di masa depan. 

Disana Bill dan Ted bertemu dengan ibu Kelly yang ternyata adalah The Great Leader di dunia masa depan. Leader menjelaskan lebih detil lagi mengenai permintaan Kelly yang sebelumnya sempat diutarakan. Ternyata, urusan permintaan ini sangat mendesak. Bill dan Ted hanya punya waktu 77 menit untuk melakukannya. Mereka sedang berada di ambang batas akhir dunia.

Bill dan Ted merasa, mereka tidak punya inspirasi apapun untuk membuat lagu tersebut. Sehingga mereka pun mencari jalan pintas, yakni mencuri lagu tersebut dari diri mereka sendiri di masa depan.

I know. I know. 

Kamu akan berkata. 

What the hell am i reading right now.

Ya kan? Absurd parah.

Tapi tenang. Pembuat film ini juga mengamini persepsimu. Belum ada 30 menit film ini berjalan, mereka sudah selipkan satu pepatah yang berbunyi, sometimes things dont make sense, until the end of the storyjadi bagaimana kalau kita bersabar dulu dan tonton saja film ini sampai selesai. 

---

Saya kira ini adalah sebuah film yang baru saja digodok. Tapi, ketika mencari tau lebih dalam. Ternyata karakter Bill dan Ted memang sudah ada dari dulu. Yes, film ini adalah sebuah sekuel.


Film petualangan Bill dan Ted ada pertama kali di tahun 1989. Film keduanya bertahun 1991. Untuk pencarian pemainnya sendiri pun agak rumit. Karena, ternyata ada 25 aktor lain yang coba di-cast untuk memerankan karakter Bill dan Ted.



Meskipun termasuk ke dalam film petualangan, namun lebih pekat nuansa komedinya. Sehingga, biarkan mengalir saja tanpa perlu memberi ekspektasi tinggi atas sisi teknis maupun rasa terhadap eksekusinya.

Petualangan antar waktu Bill dan Ted, tetap membawa pulang update terbaru dari bidang fisika kuantum. Paling tidak, itu yang saya coba tangkap. Kalau manusia memang memungkinkan untuk melakukan perjalanan waktu semaunya, maka kemudian, akan muncul perspektif manusia pada hal tersebut. 

Realitas.

Realitas mana yang pada ahirnya dipilih untuk mengentaskan hidup, diantara realitas yang infinit/tak terhingga, yang ditawarkan oleh semesta.

Akan hal ini, mungkin penulis skenarionya juga sadar bahwa mereka bermain di urusan yang pelik. Sehingga, mereka tidak memfokuskan terlalu dramatis pada hal tersebut. 

Tapi menurut saya, apa yang dilakukan sungguh brilian. Membuat time travel dan fisika kuantum begitu saja menjadi sebuah remeh-temeh sehari-hari, masuk menjadi sebuah cara hidup normal. 

Senormal bahwa di jaman sekarang ini kita semua bisa dengan mudah berpergian menggunakan layanan aplikasi supir on-line. Hal itu membuat kita-kita yang awam ini, sama sekali tidak merasa berjarak dengan tema tersebut. Sebab sudah terbiasa menggunakan aplikasi.

Ah, tapi tidak usah terlalu di anggap serius juga. Mungkin saja itu tidak mungkin.

Setidak-mungkin Bill dan Ted yang sempat-sempatnya berkunjung ke neraka untuk menyelamatkan anak mereka. 

Udah gitu, ternyata, Bill dan Ted sohiban sama Malaikat Maut bernama Death, yang dulunya adalah pemain bass di band mereka.

Ya kan? Absurd Abis.

Review

|||||||{{{


Anda telah membaca artikel dari Anonum Indonesia.

Mungkin Disukai

0 komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.