Sekuel. Terkadang akan terjebak di antara ingin tetap mendulang kesuksesan seperti yang pertama atau mempertahankan esensi dari si dunia ceritanya.
Bisa saja yang dilakukan kemudian adalah meningkatkan rasa teror. Namun, saya sungguh bersyukur sekali itu tidak begitu dipentingkan di film ini. Malah eksekusinya lebih pekat terasa sebagai sebuah "waktu bersenang-senang".
Meskipun openingnya memang menjelaskan dengan begitu ngeri kenapa tim ini akhirnya lebih terkenal dengan sebutan Suicide Squad. Etapi, jujur deh, kamu tahu gak nama resmi sebenarnya dari tim ini?
Hal lainnya adalah, begitu banyak iklan layanan masyarakat yang saya sukai. Hingga ingin sekali rasanya saya trim dan jadikan montage tersendiri.
Karakter kuat DC, yang mohon maaf di kepala saya adalah karakter kota Gotham yang unreasonable, membantu saya memahami fluktuasi film ini.
Semua hal seperti sengaja dibuat berbeda. Terutama yang menarik, terdapat pada sub-title dan scoring di sepanjang film. Termasuk dialog, "dan saya mondar-mandir di belakang sini".
Hal beda tersebut berhasil menjadi flexing kreatifitas para makernya. Bravo.
Sementara untuk detil scoring... ah! tonton saja. Sangat menggembirakan seperti memakan dessert.
Anda membaca Anonum Indonesia
- Oktober 04, 2021
- 0 Comments