Dimulai sejak Oktober 2020, ketika akun youtube Dream Perfect Regime (DPR) nge-drop lagu So Beautiful. Sebuah lagu di bawah nama DPR Ian yang membuat saya kaget, sebab saya kira DPR hanya akan fokus pada projek rapper DPR Live.
So Beautiful, it gets me from the opening gara-gara pembubuhan sound string nyelekit di bagian intronya. Dan ternyata keseluruhan lagunya malah bossa nova, yang diisi dengan beberapa part jazz piano dan suara terompet. Lagu ini bagai fase perkenalan Ian dengan karakter lain dalam dirinya.
Single selanjutnya berjudul No Bluberries yang lebih hip-hop. Di sini terdapat part rap yang diisi spitting rapnya DPR Live. Apik. Cepat. Tegas. Cathcy. Lagu secara umum menyiratkan adanya ketidak-sukaan / ketakutan terhadap Blueberry, objek metafora Ian.
Setelahnya, ada single Nerves yang di-drop bersamaan dengan keseluruhan album EP Moodswings In This Order (MITO). Nerves berhasil membawa saya bernostalgia ke era 90'an. Blink 182, Paramore dan beberapa lagu emo lainnya. Dimana, ada lirik yang saya sukai disini.
'Cause i loved you. He loved you. Loved you.'
All in past tense.
Album MITO sendiri merupakan Extended Play (EP) berisi enam lagu ditambah 'MITO', intro yang terasa sinister dan 'No Silhouette', outro yang berisikan petikan gitar kental yang mengingatkan saya pada seri film Godfather.
Welcome to the show disebut sebagai lagu tersulit yang dibuatnya. Bagi saya, lagu ini berhasil membawa saya bernostalgia. Ada rasa yang mengingatkan saya pada jenis-jenis isian Brit-pop 90'an. Keane, Suede, Radiohead. Selain itu, apabila pendengar mendengarkan album ini secara urut, lagu ini bagai mengingatkan secara tegas, bahwa mereka telah ada di pengujung acara.
Dengan berbagai isian dan jenis lagu di dalamnya, album MITO adalah sebuah alternatif yang cocok menemani sisi jiwa yang sedang patah hati/sedih hati.
Terakhir kali saya bertemu dengan rangkaian buncahan emosi seperti ini, adalah ketika saya mendengarkan keseluruhan album Rehab, Amy Winehouse. Entah bagaimana, album ini bisa memberikan the same excitement.
Visual Ian dalam keseluruhan video klip album MITO, banyak memperlihatkan tubuh telanjang dada, penuh tato. Juga gesture-nya. Rock 'N Roll. Rokok dan jaket hitam berbahan kulit. Tangguh.
Namun setelah mendengar album ini, rasanya seperti terpapar letupan emosi dari seorang lelaki yang luar biasa sensitif.
Sementara itu, di luar visual project MITO, tampilan Ian sebenarnya sangatlah sweet dan (bagi saya ia) cantik.
Di beberapa bagian, Ian bernyanyi dengan mengatupkan rongga mulut, menjadikan suaranya terasa tenggelam. Berbeda ketika berada di nada-nada tinggi, dimana ia harus membuka rongga mulutnya. Itu terasa lebih baik.
Di mata saya, Ian sepertinya memiliki pribadi yang kuat. Saya mengapresiasi hidupnya yang tetap mau konsisten berada di jalur ini. Setelah segala hal yang ia lalui kala usianya masih sangat belia.
Hal yang bisa juga dicontoh untuk semua pelaku industri hiburan di sana (atau di manapun). Janganlah serta merta bunuh diri. Di era ini, banyak medium yang bisa digunakan sebagai sarana eksekusi olah jiwa. Silahkan eksplorasi sebebas-bebasnya.
Terhadap keseluruhan karakter lagu di album ini, Ian sendiri mengatakan bahwa ‘setiap orang memiliki kondisi bipolarnya sendiri, society menjadikan kita seperti itu, itu bukan salah kita.'.
Untuk pendengar global, mungkin semua nomor dan visual di album ini terasa sewajarnya saja. Namun, untuk pasar Korsel, yang sepertinya lebih berselera di lagu-lagu bright, bernuansa imut, bertempo cepat, saya pun setuju dengan pernyataanya.
Album ini memang bagai sebuah karakter lain yang sewajarnya ada di diri manusia, hanya saja tidak akan diakui dan tidak akan pernah dipertontonkan dengan sengaja.
___
Daftar Lagu :
MITO | So Beautiful | Dope Lovers | No Blueberries
Nerves | Scaredy Cat | Welcome to the show | No Shiluette
REVIEW
★★★★✭
Anda telah membaca 'Anonum Indonesia'
- Maret 19, 2021
- 0 Comments